“memang sudah seharusnya, jika ada pertemuan pasti ada perpisahan…”
itulah yang aku katakan saat aku meninggalkan gerbang sekolahku
“SMP NEGERI 1 MADURAN” meski harus berpisah dari sahabatku, dan sekaligus berpisah
dari orang yang aku sayang “ochid”. Aku memang sudah lama menyimpan rasa itu,
tapi bodohnya aku, tak mau mengakui perasaan itu. Mungkin juga karena dulu aku
sudah terlebih dahulu pacaran sama erwin, teman dekat ochid. Gila memang, aku
tak tau siapa yang aku cintai sebenarnya.Apakah erwin ataukah ochid.
Ya itu sekilas cerita di saat aku masih duduk di bangku SMP. Kini
aku telah tumbuh jadi gadis dewasa tapi tak pernah bisa jadi dewasa, aku
melanjutkan kuliah di UIN sunan ampel surabaya sebagai mahasiswa jurusan
psikologi. Dan sekarang aku telah menjalin hubungan dengan teman SMA ku, dia Mas
Irwan. Sosok yang menyayangiku apa adanya. Tapi satu yang tak kudapatkan
darinya, ya… aku tak pernah dapat perhatian. Ya..memang aku sadar saat ini aku
menjalin “Long Distance Relationship”.Mungkin karena hubungan jarak jauh itu,
yang membuat dia tak perhatian padaku. Dia melanjutkan study nya di kalimantan,
dan aku melanjutkan studyku di surabaya, aku menyadari perubahan yang terjadi
pada Mas Irwan. Sering sekali ia membuatku menangis dan bahkan membuatku ingin
mencari cowok lain yang lebih baik.Terkadang dia lupa sms aku, kadang lupa
telfon dan menanyakan kabarku saat aku sakit.Berulang kali aku menegurnya, tapi
dia hanya diam dan meminta maaf.
Saat dia melakukan itu padaku, aku teringat Ochid. Ya..salahku
memang, aku mencintai Ochid tapi aku menutupinya, melampiaskan rasa itu pada
Mas Irwan. Hingga aku benar-bnar jatuh cinta pada Mas Irwan dan memutuskan
untuk menjalin hubungan dengannya. Tapi semenjak dia hidup di kota, dia berubah
dan membuatku selalu menangis. Dan tentu saja membuatku mengingat Ochid lagi.
Ya..aku sangat merindukan dia, merindukan senyumnya. Terakhir melihat dia saat
aku di warnet.Aku lihat dia bersama seorang cewek, mungkin pacarnya. Ya..mungkin
aku sakit melihat itu, tapi aku gak punya hak untuk melarangnya. Aku hanya diam
saat itu, dan dia sama sekali tak melihatku saat itu.Ya… memang tak punya hak,
dia hanya teman, bukan teman tapi sahabat.Sahabat yang selalu ada saat aku
sedih, saat aku lelah. Dan mulai saat itu aku jauh darinya,tak pernah ada kabar
tentangnya, entah menghilang dimana dia,aku tak tau.