Penderitaan berasal dari
kata deritaI. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan atau bisa berbentuk penderitaan lahir dan
batin. Yang termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain. Penderitan
termasuk realiitas dunia dan manusia. Penderitaan akan dialami oleh semua
orang, hal itu sudah merupakan "resiko" hidup. Baik dalam Al Quran
maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang
penderitaan yang dialami ileh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan
adanya penderitaan. Hal itu misalnya dalam surat AlQur'an Al Insyiqoq:6
dinyatakan "manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan".
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Karya shakesspeare pun banyak mengungkapkan penderitaan batin yang di
alami para pelakunya. Dalam drama Romeo and Juliet, shakespeare ingin
mengomunikasikan penderitaan batin dua remaja yang sedang dilanda cinta. Kedua
orang tuanya saling bermusuhan, sehingga tak mungkin bagi mereka untuk
melangsungkan cintanya sampai jenjang perkawinan. Betapa terharu dan pilu hati
pembaca atau penonton film menyaksikan ketragisan kedua remaja itu yang
berakhir dengan kematian. Disini kita dihadapkan pada pihak-pihak yang dicekam
oleh harga diri yang palsu atau lebih tepat kesombongan orang tua.
Dalam riwayat Nabi Muhammad SAW, di ceritakan bahwa beliau dilahirkan
sebagai anak yatim dan kemudian yatim piatu, yang dibesarkan kakeknya kemudian
pamannya. Beliau mengembala kambing, bekerja pada orang dan sebagainya. Bahkan
sebagian hidupnya mengalami penderitaan yang luar biasa.
Penderitaan dan sebab-sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab
timbulnya penderitaan manusia dapat diperincikan sebagai berikut, a) Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan
sekitarnya. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan
penderitaan manusia. b) Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit
atau siksaan / azab Tuhan.
Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan
badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabt siksaan yang dialami
seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang
berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang
menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia
dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu
jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema
psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum
phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya
bahwa suatu phobia
adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan
perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan
disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus
menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
Kekalutan
mental
Penderitaan batin dalam istilah psikologi di kenal dalam istilah
kekalutan mental. Lebih sederhana lagi kekalutan mental dapat dikatakan sebagai
gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi persoalan
yang harus di atasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara tidak wajar.
Penderitaan maupun siksaan yang di alami seseorang memang merupakan beban
berat, sehingga dunia ini benar-benar neraka dalam hidupnya.
Berikut adalah sebab-sebab kekalutan mental yang di alami seseorang:
Bentuk gangguan dan kekacauan
fungsi mental, atau kesahatan mental yang disebabkan oleh kegagalan bereaksinya
mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan
ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fumgsi atau gangguan struktur
dari satu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental. Merupakan totalitas
kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli
sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (patalogi
= ilmu penyakit).
Secara saderhana, kekalutan mental
dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat persoalan hidup yang harus
dijalaninya, sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita
suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya, miskin,
besar, kecil, tua, muda, berpangkat atau rendahantak dapat menghindarkan diri
darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian
peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab
akibatnya. Karena siksaan, orang merasa sakit, dan karena merasa sakit, orang
menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh,ia merasa
tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
Ada juga rasa sakit yang bersifat batiniyah yang sangat
berpengaruh pada jiwa dan kehidupan seseorang, bahkan memiliki pengaruh negatif
terhadap kehidupannya. Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya ”Ihya’ Ullumuddin”
orang yang suka iri hati, hasud, dengki akan menderita hukuman lahir batin,
akan merasa tidakpuas dan tidak kenal terima kasih.
Untuk mengobati hati yang menderita ini, sebelumnya
perlu diketahui tanda-tanda hati yang sedang gelisah. Perlu diketahui bahwa
setiap anggota badan diciptakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati
sakit maka ia tidak akan bisa melakukan suatu pekerjaan dengan sempurna. Ciri
hati yang tidak dapat melakukan
pekerjaan ialah apabila ia tidak berilmu, berhikmah, bermakrifat, mencintai
Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat mengingat-Nya.
Harapan berasal
dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi
atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan
sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan
harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri
sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Maka bila manusia yang hidup tanpa harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus. Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
harapan
bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan
masing-masing. Berhasil atau tidaknya harapan bergantung pada usaha orang orang
yang mempunyai harapan. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan
mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya
perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu:
Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu
adlah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan kodratnya
harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah:
Menurut kodratnya dalam diri manusia ada dorongan, yakni
dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dorongan kodrat itu ialah
menangis, tertawa, berpikir, berkata, dan sebagainya. Adapun dorongan kebutuhan hidup adalah
dorongan untuk mencapai kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani ialah
pangan, sandang dan papan, sedangkan kebutuhan rohani meliputi kebahagiaan,
kesejahteraan, kepuasan, hiburan, dan sebagainya.
Dalam mencukupi kebutuhan itu, baik kebutuhan kodrat
maupun kebutuhan hidup manusia tak dapat mencapai sendiri, melainkan harus
dengan bantuan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar