Referensi: Reliabilitas Dan Validitas,. Dr.
Saifuddin Azwar,M.A.
a.
Validitas
Pengukuran
validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Sedangkan sisi lain dari pengertian validitas adalah
aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu
mengungkapkan data dengan tepat namun harus mampu mengungkapkan data dengan
cermat. Cermat disini berarti pengukuran itu mampu memberikan gambaran mengenai
perbedaan yang sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan yang lainnya.
Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan
valid atau tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur
tersebut mencapai tujuan pengukuran yang di kehendaki dengan tepat.
b. Koefisien Validitas
Sebagai
mana reliabilitas, validitas pun umumnya dinyatakan secara empirik oleh suatu
koefisien, yaitu koefisien validitas. Tidak seperti reliabilitas yang
dinyatakan oleh korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan dengan
distribusi skor suatu kriteria yang relevan. Kriteria ini dapat berupa skor tes
lain yang mempunyai fungsi ukur yang sama dengan tes yang bersangkutan dan
dapat pula berupa ukuran-ukuran lain yang relevan. Suatu misal, bila skor pada
tes diberi lambang X dan skor pada kriteria mempunyai lambang Y, maka koefisien
korelasi antara tes dan kriteria itu adalah rxy. Simbol rxy inilah
yang digunakan untuk menyatakan tinggi-rendahnya validitas suatu alat ukur.
Koefisien validitas hanya mempunyai makna apabila mempunyai harga positif. Semakin
tinggi mendkati angka 1,0 berarti suatu tes semakin valid hasil ukurnya, namun
dalam kenyataannya suatu koefisien validitas tidak akan pernah mencapai angka
maksimal atau mendekati angka 1,0. Bahkan suatu koefisien validitas yang tinggi
adalah lebih sulit dicapaidari pada koefisien reliabilitas.
c. Konsepsi Mengenai
Validitas
Dalam teori skor murni klasikal, pengertian
validitas tersebut dapat dikatakan sebagai sejauh mana besarnya skor tampak X
mendekati skor murni T. Skor tampak X tidak akan sama dengan skor murni T,
kecuali apabila alat ukur yang bersangkutan memiliki validitas yang sempurna.
Semakin skor tampak mendekati skor murni maka akan semakin tinggi validitasnya,
dan sebaliknya semakin rendah validitasnya berarti semakin jauh perbedaan skor
tampak dan skor murninya. Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan
memiliki eror pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh
alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya.
Sebagaimana
halnya dengan reliabilitas, maka apa yang dapat diperoleh dari prosedur
validitas tes adalah suatu estimasi terhadap validitas dengan prosedur
tertentu. Dengan menggunakan teknik dan cara yang tepat dapat dilakukan
prosedur estimasi guna melihat apa yang sesungguhnya diukur oleh tes dan
seberapa cermat hasil ukurnya. Dari cara estimasinya yang sesuai dengan sifat
dan fungsi setiap tes, tipe validitas
pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu: content validity
(Validitas Isi), construct validity (Validitas Konstrak), dan criterion-related
validity (validitas berdasarkan kriteria.
1.
Validitas Isi, merupakan yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat Professional Judgment.
Validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu: Validitas Muka dan Validitas
logik.
- · Validitas Muka
Adalah tipe validitas yang paling rendah
signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian terhadap format
penampilan (appearance) tes.
- · Validitas Logik
Validitas logik
disebut juga sebagai validitas sampling. Validitas tipe ini menunjuk pada
sejauh mana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak
di ukur.
2.
Validitas Konstrak, adalah tipe validitas yang
menunjuk sejauh mana tes mngungkapkan suatu trait atau konstrak teoretik yang
hendak diukurnya. Pengujian ini merupakan proses yang terus berlanjut sejalan
dengan perkembangan konsep mengenai trait yang di ukur.
3.
Validitas Berdasarkan Kriteria, prosedur pendekatan
validitas berdasarkan kriteria menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang
dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Suatu kriteria adalah variabel
perilaku yang akan di prediksi oleh skor tes atau berupa suatu ukuran lain yang
relevan. Untuk melihat tingginya validitas berdasarkan kriteria dilakukan
komputasi korelasi antara skor tes dengan skor kriteria. Prosedur validasi
berdasarkan kriteria menghasilkan dua macam validitas, yaitu:
- · Validitas Prediktif
Validitas ini sangat
penting artinya bila tes di maksudkan untuk berfungsi sebagai prediktor bagi
performansi diwaktu yang akan datang. Contoh situasi yang menghendaki adanya
prediksi performansi ini antara lain adalah bimbingan karir, dalam seleksi
mahasiswa baru , dalam klasifikasi dan penempatan karyawan, dan semacamnya.
Prosedur ini pada
umumnya memerlukan waktu yang lama dan mungkin pula biaya yang tidak sedikit
dikarenakan prosedur ini pada dasarnya bukan pekerjaan yang di anggap selesei
setelah melakukan sekali prosedur analisis, melainkan lebih merupakan
kontinyuitas dalam proses pengembangan tes.
- · Validitas Konkuren
Apabila skor tes dan
skor yang kriteria dapat diprolh dalam waktu yang sama, maka korelasi antara
kedua skor termaksud merupakan koefisien validitas konkuren. Validitas konkuren
merupakan indikasi validitas yang layak ditegakkan apabila tidak digunakan lagi
sebagai suatu prediktor dan merupakan
validitas yang sangat penting dalam situasi diagnostik. Bila tes di maksudkan
sebagai suatu prediktor bagi performansi, maka validitas konkuren tidak cukup
memuaskan dan validitas prediktif merupakan keharusan.
Baik pada pengujian
validitas prediktif maupun pada pengujian validitas konkuren, problem utamanya
adalah masalah menemukan kriteria validasi yang tepat. Tidak selalu kriteria
itu dapat ditentukan dengan mudah oleh karena konsepsi mengenai trait yang di
ukur oleh tes dan oleh kriterianya seringkali tidak sama walaupun namanya
tampak sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar